twitter




BIARKAN
Hari Ini Azam Ku Yang Baru
Tak Mungkin Kau Jadikan Kelabu
Tepis-Tepis Tak Tahan Sinis
Yang panas Kau Jadikan Membeku
 

Citarasaku Bukan Lah Membunuh
Tak Pernah Mengangu Kamu
Bahagia Aku Kemudi Selalu
Biarku Menuju Jalan Tak Berliku


Boneka-Boneka Jepang

Kokeshi
Kokeshi
Kokeshi merupakan boneka Jepang yang terbuat dari kayu, dengan badan silinder yang sederhana dengan kepala yang lebih besar dari badannya, rambut yang sedikit, dan garis-garis yang digambar membentuk wajah. Biasanya di badannya digambar corak bunga dengan warna merah, hitam, kuning dan dilapisi dengan semacam lilin. Karakteristik mencolok dari boneka Kokeshi adalah tiadanya lengan dan kaki. Biasanya di bagian bawah boneka ini ditandai dengan cap/stempel pemiliknya.
Kokeshi ini telah dibuat selama 150 tahun, dan berasal dari utara pulau Honshu (pulau utama Jepang). Awal mulanya, boneka ini dibuat sebagai mainan dari anak-anak petani. Dari mainan yang sederhana ini, sekarang menjadi kerajinan Jepang yang terkenal, dan dijadikan souvenir bagi turis.


Kedalaman Dunia Manga Jepang
Komik catatan perjalanan mengenai Bali
Dulu saya menulis bahwa "Saya meresa heran, walaupun setiap tahun ratusan ribu orang Jepang berwisata ke Indonesia terutama ke Bali, mengapa belum ada manga catatan perjalanan Indonesia ? ". Tetapi sebetulnya ternyata sudah ada beberapa karya yang mengenai perjalanan ke Indonesia, terutama Bali.
 









Gambar ini dari "Osanpo Daiou" (Raja agung perjalanan), karya SUDO Masumi. Adegan ini Mbak SUDO^ makan mi bakso di kota Denpasar. Serial "Osanpo Daiou" ini cerita pengalaman perjalanan Mbak SUDO^ ke tempat macam-macam, Bali, Nepal, tetapi kebanyakannya sekitar Tokyo.
Situs SUDO Masumi
Osanpo O^koku (bahasa Jepang)









-Tahukan anda bahwa jumlah umat islam terbesar didunia adalah indonesia di ikuti pakistan kemudian india ? ternyata india juga banyak umat islamnya yah tapi kira-kira hanya 13% dari jumlah seluruh penduduknya loh...

-Tahukan anda bahwa persentase umat muslim terkecil didunia adalah di negara amerika dan China yaitu sekitar 1.5% dari total populasi penduduknya...

-Tahukah anda bahwa sebenarnya pada akhir zaman bahwa Yahudi akan musnah dari dunia ini ?












Apa yang lucu pada negeri ini? Tak ada yang lucu. Semua perangkat negara ada, mulai dari presiden, anggota DPR hingga rakyat jelata.
      Dipermukaan, semuanya menjalankan tugasnya, membangun negeri ini untuk menyejahterakan rakyat. Semua memiliki hak yang sama untuk sekolah dan mendapatkan pekerjaan.
Namun, di mata Dedi Mizwar, negeri ini sangat lucu. Bagaimana mungkin di kota besar lulusan sarjana menganggur dan luntang- lantung mencari pekerjaan.
      Bagaimana mungkin di saat pemerintah rajin mempropagandakan sekolah gratis dan bantuan operasional sekolah (BOS), terutama jelang kampanye, banyak anak tidak sekolah dan menjadi pencopet pula.
Satu lagi, bagaimana mungkin, rakyat kecil mencopet dikejar dan terhina sementara koruptor merajalela dan mendapat tempat terhormat dan diperlakukan istimewa.
Kondisi ironi inilah yang menjadi tema utama film mutakhir Dedi. Alangkah Lucunya Negeri Ini. Setting dibuka dengan kehidupan sehari-hari masyarakat bawah.
Adalah tokoh tua, diwakili tiga bapak, Dedi Mizwar (merangkap sutradara) yang menjadi tokoh utama dalam film ini, Muluk (Reza Rahadian) lalu Slamet Rahardjo dan Jaja Mihardja.


Kembalikan Paspor Pelarian Politik 1965

 

 Kandidat doktor Ari Junaedi menyarankan sebaiknya pemerintah menuntaskan status politik para pelarian politik tragedi 1965 karena selama ini mereka dianggap sebagai pembangkang sehingga dihapus kewarganegaraannya.


“Dengan niat tulus, semangat rekonsiliasi, dan kemanusiaan sebaiknya pemerintah menghapus stigma(cap, red) komunis dan menerima dengan tangan terbuka serta memberi kemudahan pengurusan kewarganegaraan baru bagi para eksil (pelarian politik) tragedi 1965 dan keluarganya,” kata Ari Junaedi.
Ari Junaedi, yang juga dosen di Universitas Indonesia dan London School of Public Relations itu, akan mempertahankan sidang promosi doktornya di Universitas Padjadjaran, Bandung, 3 Agustus 2010. Judul disertasinya adalah “Transformasi Identitas dan Pola Komunikasi Para Pelarian Politik di Mancanegara – Studi Interaksi Simbolik terhadap Transformasi Identitas dan Pola Komunikasi Para Pelarian Politik Tragedi 1965 di Negara Swedia, Jerman, Belanda, dan Prancis” menelisik “sisa laskar Pajang” yang masih terserak di belahan dunia.